Era tiga jaman
Rumah
joglo merupakan
bangunan arsitektur tradisional jawa tengah, rumah
joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat
tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan
balok yang disangga soko guru.
Susunan
ruangan pada Joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu ruangan pertemuan
yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang pringgitan, dan ruang
belakang yang disebut dalem atau ruang keluarga.
Seiring dengan
perkembangan jaman, rumah joglo semakin terkikis dan bisa dibilang langka. Kita
ketahui bahwa joglo adalah peninggalan budaya nenek moyang jawa tengah yang
harus kita lestarikan dan kita jaga nilai-nilai filosofinya.
Di kabupaten
banjarnegara ada salah satu bangunan joglo limasan yang sudah berubah fungsi
menjadi warung makan. Lokasinya tepat di pinggir sawah, dengan suasana sejuk,panorama
hijau pohon-pohon kelapa dan latar Gunung yang sangat indah. Warung ini bernama
Warung Kopi Kebul. Saat ini memang banyak sekali warung makan yang menggunakan
bangunan etnik joglo, bahkan terkesan sangat mewah dengan furnitur antik yang
menjadi daya tarik pembeli. Tidak seperti warung makan joglo pada umumnya, Warung
kopi kebul ini merupakan warung bangunan joglo yang sangat sederhana sekali,
bahkan bisa dibilang joglo dengan strata bawah/ sudra/rakyat jelata. Konsep desain
yang seakan membawa naluri pembeli bahwa warung ini merupakan warung rakyat
dengan suguhan tradisional dan sesuai dengan isi kantong.
Kesan utama memasuki warung kopi kebul terasa kita
berada kembali ke masa lalu. Dengan masih lengkapnya dinding kayu, jendela,
lampu gantung yang masih outentik, disertai pajangan-pajangan seperti lukisan
lawas dan kaca pangilon semakin menambah rasa untuk bernostalgia ke jaman kita
masih anak-anak dan terngiang akan ramah dan rasa sayangnya simbah “ngemong”
kita dulu.
Joglo Warung kopi kebul sendiri merupakan joglo Banyumasan.
Sang pemilik yaitu mas Jatmiko membeli joglo tersebut di kebumen dan membawanya
ke Banjarnegara.
Selain joglo itu sendiri, kopi kebul juga mempunyai
serambi di samping depan sebagai tempat alternative pengunjung untuk menyantap
makanan. Area parkirpun tersedia disana.
Soal menu masakan yang tersedia, Kopi kebul mengangkat
konsep masakan tradisional Jawa yang saat ini sudah jarang ada di warung-warung
makan lain. Seperti contoh, empat jenis nasi yaitu nasi putih, nasi merah, nasi
jagung, dan nasi tiwul. Untuk sayuran tersedia urab/kluban komplit dengan ikan
asin dan sambalnya yang terbuat dari parutan kelapa dan Gula jawa Murni (tanpa
campuran gula pasir dll). Sedangkan untuk Masakan sayur tradisional seperti
sayur Lompong, lencak gereh kenci, sayur asem, aneka sayur lodeh, dong gandul,
dong telo, sayur rebung, tempe Lombok ijo dan masih banyak lagi. Untuk lauk
juga tersedia aneka baceman tahu tempe, ikan mujahir, Opor ayam kampong,ayam goreng,
pecak lele/ lele mangut. Juga
tidak lupa aneka gorengan mandoan, pisang goreng kepok, tahu tempe bawang,
Bergedel. Aneka sambal disajikan gratis, seperti sambal lombok
ijo, sambal trasi, sambal gosrek,sambal tomat. Jangan buru-buru pulang sebelum
mencicipi sambal ijonya ya, karena mayoritas pembeli memburu sambal ijo ini.
Pengunjung yang pernah merasakan masakan warung kopi kebul ini dijamin akan
kembali ke sini, resepnya bener-bener maknyus di lidah, serasa bernostalgia
dengan masakan-masakan simbah dulu.
Warung kopi kebul identik juga dengan konsep uniknya
yaitu pengunjung bisa merasakan sensasi merokok linthing gratis. Sembari ngopi
dengan kopi dari biji kopi murni arabika gunung lanang, pengunjung juga
menikmati rasa tembakau nusantara pilihan.
Sebetulnya masih banyak cerita soal warung kopi kebul
yang masih ingin saya ungkap, tapi mata dah lelah, lain waktu aja ya gaess.
Ingat gaes, budaya lokal adalah kekayaan Nusantara yang
harus terus kita jaga.